Berdamai dengan Fear of Aging, Tidak Ketakutan Hadapi Penuaan

Seiring dengan berjalannya waktu, masa kita juga semakin berkurang, yang ditandai dengan banyak perubahan baik secara fisik maupun mental. Sebagian kita merasa tidak siap dengan perubahan itu, mengabaikan, bahkan menolaknya. Berbagai kekhawatiran muncul akan kesiapan kita menyesuaikan diri dengan penuaan tersebut. Padahal, dengan perjalanan panjang yang sudah kita lewati, tentu masuk akal jika tubuh meminta perawatan yang lebih banyak, wajar jika ada gurat yang menandakan pengalaman-pengalaman kita tersebut. Kita pun tumbuh semakin bijaksana bersamaan dengan bertambahnya hikmah dan pelajaran yang kita dapatkan. Kali ini, mari kita coba membicarakannya. 




Fear of Aging (Takut Menua)

Seperti terjemahannya, fear of aging adalah ketakutan berlebihan yang dimiliki seseorang atas penuaan. Ketakutan terus menerus akan penuaan tersebut bahkan dikategorikan dalam fobia klinis bernama gerascophobia. Suatu fobia yang spesifik disebabkan oleh rasa takut ataupun cemas berlebihan bila berhubungan denan proses penuaan, mulai dari perubahan fisik tubuh, kerutan diwajah, berkurangnya kemandirian juga mobilitas, hingga ketakutan akan munculnya penyakit sebagai akibat dari penurunan kesehatan fisik juga mental.  Untuk menghadapi ketakutan itu, sebagian mereka akan menolak bercermin hingga melakukan upaya untuk melawan penuaan seperti operasi.

Ketakutan itu bukan hanya milik orang berusia senja yang takut pada keriput, tapi faktanya gerascophobia telah dialami seorang anak berusia 14 tahun. Ia membungkukkan badannya agar tidak tambah tinggi, mengurangi makan sehingga tidak terus tumbuh, serta meninggikan suara sebagai upaya menolak menjadi remaja. Sulit rasanya membayangkan hidup yang dijalani oleh orang-orang gerascophobia ini. Betapa tidak nyamannya hari demi hari bertambahnya usia dan tanda penuaan bagi mereka. 

Para ahli menyimpulkan bahwa anggapan terus menerus tentang penuaan yang negatif telah berdampak besar pada fobia ini. Seseorang yang secara berkelanjutan menerima informasi bahwa menua itu tidak mengenakkan tentu lama kelamaan bisa terpengaruh dan menolak hal tersebut. Media yang menampilkan penuaan dengan penurunan fungsi tubuh hingga berbagai penyakit seperti demensia, alzheimer, juga tekanan darah tinggi yang menyertai akan membuat orang-orang tertentu mengalami kekhawatiran sehingga menolak untuk menjadi lebih tua. Strategi pemasaran dan inovasi terus dilakukan, menggaungkan berbagai produk anti penuaan yang mengisyaratkan bahwa penuaan adalah hal yang tidak menarik. 

Disamping itu, ketakutan akan penuaan juga besar dipengaruhi oleh anggapan-anggapan masyarakat tentang masa tua itu sendiri. Jika dulu menjadi tua dianggap sebagai sosok yang bijaksana dan penting, kini orang tua dianggap tidak lagi relevan dengan perkembangan dunia sehingga suara mereka semakin tidak didengar. Revolusi industri dianggap sebagai dalang yang menggeser pehamahaman ini, dimana kelompok yang tidak lagi produktif dianggap sebagai beban. Sehingga ketakutan akan penuaan ini lebih disebabkan pada ketidak pastian masa depan yang akan mereka hadapi. 


Berdamai dengan Penuaan

Jika kita lihat sejarahnya, perkembangan kita sebagai manusia telah mengalami kemajuan yang memungkinkan kita hidup lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya. Umur panjang bukan lagi kemewahan, dimana tiga dari empat populasi kini bisa mencapai usia lebih dari 65 tahun. Peningkatan kualitas kesehatan memungkinkan penyakit yang dulu mematikan kini bisa disembuhkan. Bahkan inovasi terus dilakukan agar tubuh bisa berfungsi optimal meski sudah panjang usianya. Ini kabar baik yang mestinya kita rayakan dengan gembira bukan ketakutan.

Sebenarnya alasan-alasan yang dikemukakan itu bisa dimengerti. Mungkin juga pernah kita semua alami, takut bahwa suatu hari nanti tubuh kita tidak bisa menunjang apa yang ingin kita lakukan, takut jika pikiran mengkhianati sehingga nanti ia lupa pada hal-hal yang kini begitu penting dan berharga, takut jika penurunan kondisi tubuh akhirnya memaksa kita untuk terus bergantung pada orang lain, hingga takut jika kita tidak bisa menyukai tampilan yang kita lihat dicermin. Ketakutan itu terus bertambah dengan bayangan jika kita kehabisan uang lalu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghasilkannya sehingga menjadi beban bagi orang lain. Masyarakat yang mendambakan keremajaan, juga kapasitas dan pemberdayaan; tentu sedikit banyak menganggap bahwa tua adalah beban karena dianggap tidak bisa menghasilkan. Pemahaman yang menyedihkan memang. Namun dari sinilah kita berangkat. Dari pemahaman yang sepatutnya, tidak yang dikendalikan oleh materiil tapi oleh rasa kita sebagai manusia. 

Kita mulai dari fakta-fakta yang mengagumkan dari orang tua yang dihimpun secara statistik. Pertama, bahwa semakin tua seseorang maka ia cenderung semakin bahagia, lebih sehat, juga lebih stabil mentalnya. Mungkin angka kasus penyakit pada orang tua jmeningkat, namun persentasenya justru menurun. Penyakit-penyakit kronis kini banyak menyerang orang berusia lebih muda, termasuk penyakit-penyakit mental. Mereka yang berusia diatas 50 tahun atau bahkan 65 tahun memiliki pandangan yang luas tentang kehidupan, hubungan yang lebih baik, kebiasaan yang lebih sehat, jiwa yang lebih stabil, gaya hidup yang lebih kalem. Berbgai penyakit yang katanya mengancam orang tua nyatanya bisa dicegah jauh hari sebelumnya.

Benar, poin pentingnya ada pada persiapan dihari-hari sebelumnya, ketika masa tua belum datang. Ketika kita masih muda, masih dewasa, masih semangat berusaha. Semangat ini disebut dengan planning healthy aging, berupa bagaimana masa tua yang kita bayangkan lalu mewujudkannya dalam tindakan nyata saat ini. Melawan ketakutan-ketakutan akan masa depan itu dengan melakukan sesuatu dimasa ini. Perencanaan itu bisa dijabarkan antara lain dengan:

  • Olahraga rutin dan menerapkan popla hidup sehat untuk mengatasi ketakutan akan penurunan kualitas kesehatan dan berbagai resiko penyakit. Ini termasuk meluangkan 150 menit setiap minggu untuk berolahraga, beristirahat sekitar delapan jam sehari, juga mejaga pola makan yang sehat. Biasakan terus bergerak aktif, jangan terjebak dalam kemageran.
  • Terus belajar, rajin membaca, juga memperbarui informasi untuk mencegah kehilangan daya ingat. Berhubungan dengan ini banyak yang menyarankan untuk meditasi rutin, menghindari pemicu tekanan darah meningkat, serta menghindari polusi udara atau tidak keluar rumah ketika udara sedang kotor atau kalau bisa sediakan air purifier.
  • Mengatur keuangan untuk mengatasi ketakutan akan kehabisan uang. Banyak jasa financial planning saat ini yang bisa kita pilih jika merasa tidak mampu melakukannya sendiri. Alokasikan uang sesuai kebutuhan saat ini dan investasi masa depan. Sederhanakan dengan save more spend less.  
  • Jaga hubungan baik untuk menghindari kesepian nantinya. Lagipula hubungan baik juga membuat hidup kita lebih bahagia. Luangkan waktu untuk haidr seutuhnya untuk orang-orang yang kita sayang, luangkan waktu secara rutin untuk menghubungi mereka, untuk mendengarkan curhatan mereka. Sempatkan diri untuk hadir acara-acara penting mereka. Terlibat dalam interaksi antar generasi, untuk memahami pandangan dari berbagai kelompok usia manusia. 
  • Terakhir adalah memahami bahwa satu-satunya kepastian didunia ini hanyalah ketidak pastian. Tidak ada yang tahu bagaimana masa tua kita nanti, apa yang terjadi, namun kita bisa mengusahakannya hari ini. Bukan dengan tujuan utama memiliki masa depan yang kita harapkan, tapi mengusahakan yang terbaik sebagai bentuk syukur atas apa yang sudah kita miliki saat ini. Ada tubuh yang sehat, maka kita rawat. Ada keluarga dan sahabat, maka kita jaga. Ada rezeki maka kita alokasikan dengan baik. Lalu, belajar untuk berlapang dada serta berpikiran terbuka bahwa setiap kita memiliki masanya masing-masing dan mengalami proses perjalanan masing-masing. Melihat apa yang sudah kita punya saat ini sebagai pengalaman berarti yanng belum tentu bisa semua orang miliki.

Saya juga awalnya bukan orang yang menikmati penampilan yang menua. Tapi kita sama-sama bisa berltih menerima bahwa usia kita memang akan terus bertambah angkanya seiring dengan waktu yang sudah kita habiskan di dunia. Anggap saja apa yang berubah pada tubuh ini sebagai lencana bahwa kita sudah melalui begitu banyak hal. Jika kita ingin memperbaiki, menyamarkan perubahan, silahkan lakukan. Tapi lebih baik dengan tujuan untuk merawat apa yang ada saat ini daripada menggebu untuk menghentikan waktu. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini, agar kebiasaan baik itu terus kita bawa hingga tua nanti.



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!