Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat

Semakin hari semakin banyak metode yang diperkenalkan pada kita tentang pola makan yang baik. Entah memang karena pikiran manusia yang terus berkembang atau karena informasi yang berkali lipat mudah tersebarnya. Banyaknya metode itu menempatkan kita pada kebingungan, jadi bagaimana seharusnya? Sebagai praktisi yang sedang belajar mempraktikkan pola makan yang lebih sehat untuk keluarga, saya juga sering bertanya-tanya, mana yang lebih tepat antara pendapat-pendapat yang terlihat sama saja benarnya itu. Pada akhirnya, saya menemukan beberapa hal sederhana yang bisa kita jadikan landasan untuk cara makan sehat kita seharusnya dengan apapun metodenya.



Pentingnya Pola Makan Sehat

Rasanya semakin hari semakin banyak saja penyakit yang ada di sekitar kita.  Belum lagi, pasiennya semakin hari juga terbilang semakin muda. Jika dulu penyakit kronis biasa menyerang mereka yang sudah tua, kini orang-orang yang belum paruh baya juga banyak yang terkena bahkan tidak jarang juga anak-anak menjadi pasiennya. Kita semakin khawatir dengan kualitas kesehatan yang kita miliki. Padahal kita membutuhkan tubuh yang sehat agar bisa beraktivitas dengan optimal. Tidak ada yang ingin sakit, bahkan kita akan kesulitan walaupun hanya satu bagian tubuh saja yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Kehawatiran itu mendorong kita untuk lebih memperhatikan upaya apa yang bisa kita lakukan untuk tetap sehat, yang langkahnya tidak pernah berubah sejak dulu berupa makanan sehat, air putih dan istirahat yang cukup, serta berolahraga. Elemen air putih, isirahat, dan olahraga bisa dibilang lebih sederhana dibandingkan dengan menerapkan pola makanan karena memiliki standar yang cukup jelas. Seperti kebutuhan cairan yang  bisa dihitung berdasarkan berat badan dimana 30 ml air per kg berat badan atau bisa merujuk pada website kemenkes ataupun standar global dua liter per hari. Lalu, istirahat secara umum yang dibutuhkan manusia dewasa, merujuk pada kemenkes adalah tujuh hingga delapan jam setiap harinya. Begitu pula, durasi olahraga yang dibutuhkan, ada acuannya sekitar 150 menit setiap minggu. Sedangkan, pola makan sehat menjadi lebih kompleks mengingat banyaknya jenis makanan yang kita miliki saat ini dan berbagai cara memakannya.

Sebagai salah satu elemen dasar dalam menjaga kesehatan, penting untuk kita benar-benar memahami bagaimana menerapkan pola makan yang tepat. Dengan kondisi tubuh kita masing-masing, dengan kebutuhan yang berbeda-beda pada setiap kita, serta dengan semakin banyaknya makanan yang ada. Sehat untuk seseorang belum tentu sehat pula bagi kita. Pola makan yang tepat ternyata tidak bisa diterapkan pada semua orang dengan sama rata. Jangan sampai niat sehat yang kita miliki dilakukan dengan cara yang tidak tepat sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. 


Pola Makan Tepat yang Lebih Sehat

Perjalanan menerapkan pola makan sehat ini tidak bisa dibilang perjalanan singkat yang saya ataupun kita semua lalui. Ada banyak alasan yang melatar belakangi ketika kita akhirnya tersadar dan mulai benar-benar memperhatikan apa yang kita makan. Ada yang memulainya karena hasil cek darah, ada yang memulainya dari pengalaman orang lain, ada pula yang memulainya karena menjadi penanggung jawab di dapur keluarga. Perjalanan saya dimulai beriringan dengan kebutuhan makanan anak yang perlu dipenuhi agar mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Berangkat dari kebiasaan malas makan, tidak peduli apa yang dimakan, hingga kini menjadi lebih cermat pada apa yang dimasukkan ke tubuh, berikut beberapa hal yang menurut saya penting bagi setiap kita aplikasikan untuk memulai pola makan yang lebih sehat.


  • Tahu Kondisi Diri
Inilah dasar paling pertama yang mendahului sebelum hal lainnya, dimana kita sadar bagaimana kondisi kita masing-masing. Berapa usia kita, bagaiman kegiatan kita sehari-hari, apa yang kita butuhkan, berapa kalori yang kita perlukan sehari, apa makanan yang baik untuk menunjang fungsi tubuh kita ini. Untuk lebih jelasnya, perlu kita lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin mengenai kondisi tubuh sendiri. Apakah kita kekurangan zat tertentu atau malah kelebihan. Apakah angka-angkanya sesuai dengan batas normal atau ada peringatan. Dari sana menu makan kita akan menyesuaikan. 

  • Mindfull/ Berkesadaran
Aktivitas makan ternyata juga berkaitan erat dengan kondisi mental kita. Apakah kita makan dengan sadar atau hanya sambil lewat. Maka sejak awal dikatakan makan jangan disambil. Makan dengan kesadaran, gunakan beberapa menit yang berharga itu memang untuk memberi nutrisi pada tubuh. Agar kita terbiasa sadar apa yang dimakan dan memahami kenapa kita memakannya. Karena tidak sedikit dari kita yang makan bukan karena kebutuhan asupan nutrisi untuk tubuh tapi juga karena alasan lain seperti stres, pelampiasan emosi, ikut-ikutan, tergiur melihat iklan, tertarik dengan kemasan, atau bahkan tidak begitu peduli pada apa yang dimakan. Sehingga kehilangan kontrol diri atas apa yang dimasukkan kedalam tubuh sendiri. 

  • Real Food
Ironi sebenarnya pada kenyataan bahwa saking banyaknya makanan buatan yang ada di sekitar kita hingga muncul istilah makanan sungguhan atau real food, untuk membedakannya. Dimana istilah real food ini mengacu pada makanan yang benar-benar murni dari alam bukan buatan pabrik, bukan makanan dengan pengolahan canggih hingga menghilangkan bentuk aslinya atau dengan banyak sekali tambahan zat sintetisnya. Tidak berarti juga real food ini adalah makanan mentah yang langsung diambil dari alam tanpa pengolahan. Untuk memudahkan kita membedakannya, pilihlah makanan yang proses pengolahannya tidak mengubah banyak dari wujud asli bahan makanan tersebut, seperti menu daging hewan, susu murninya, olahan sayur-sayuran, kacang-kacangan juga biji-bijian. Bukana makanan kemasan yang bentuk juga rasanya sudah tidak kita kenali lagi itu sebenarnya terbuat dari apa. 

  • Sesuaikan dengan Kebutuhan
Kita akan mengalami perubahan kebutuhan makanan seiring dengan pertambahan usia dan perubahan aktivitas. Usahakan apa yang kita makan memang sesuai dengan peruntukannya, misalkan anak-anak makan untuk mendukung pertumbuhan dan menunjang aktivitasnya sedangkan orang dewasa makan sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas. Maka secara umum anak-anak membutuhkan banyak protein dan lemak untuk perkembangannya, sedangkan kita membutuhkan lebih banyak serat untuk menyokong kinerja organ tubuh agar tetap berfungsi optimal. Namun ada kalanya kita membuthkan lebih banyak kalori dengan aktivitas yang juga padat, sehingga kembali pada penyesuaian dengan kebutuhan. Begitu pula, jika kita mengkonsumsi makanan tinggi kalori pastikan kalori tersebut benar dimanfaatkan dengan tubuh sebagai sumber tenaga bukan hanya menumpuk menjadi lemak saja. 

  • Konsultasikan dengan Ahli Gizi
Tidak perlu menunggu masalah untuk berkonsultasi juga berlaku pada ahli gizi. Kita menjadwalkan konsul bukan hanya karena ingin diet atau memenuhi target berat badan tertentu. Cukup dengan alasan ketidak tahuan kita akan masalah gizi dan nutrisi. Karena kita tidak begitu tahu menu makanan seperti apa yang cocok dengan kebutuhan tubuh dan aktivitas kita, maka kita membuat janji temu dengan ahli gizi agar kita bisa membuatnya sesuai dengan apa yang benar tubuh kita butuhkan. Konsultasi ini juga akan menghindarkan kita dari salah paham dengan berbagai informasi yang tersebar di sekitar, karena kita punya pegangan tepat yang sudah disesuaikan dengan diri kita sendiri. 

  • Beri Pencernaan Waktu Istirahat
Ini juga hal yang tidak kalah penting bagi kita untuk membatasi waktu makan, salah satunya dengan jam makan dan istirahat yang teratur. Orang-orang kini mengenal salah satu metodenya dengan intermitten fasting, tapi terlepas dengan ingin mempraktikkannya atau tidak, kita disarankan untuk memberi jeda setidaknya dua belas jam pencernaan tanpa dijejali makanan. Bisa dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi. Isi waktu tersebut hanya dengan air putih atau makanan ringan saja. Atau bisa mempraktikkan puasa sunnah harian sesuai dengan ajuran Rasulullah.  

  • Selalu Percaya Ada Opsi yang Lebih Baik
Ketika kita menyadari suatu makanan ternyata tidak baik untuk tubuh, bisa jadi akibatnya kita jadi mengurangi atau menghentikan sama sekali, bisa jadi pula kita jadi kebingungan setelahnya karena sudah terbiasa mengkonsunsi makanan tersebut. Namun percayalah, selalu ada opsi yang lebih baik. Jika tidak bisa mencapai yang katanya paling baik, setidaknya kita berangsung beralih. Ada banyak opsi selain gula putih pasir rafinasi, ada banyak pengganti minyak sawit, ada banyak produsen yang menawarkan cemilan sehat, ada berbagai bahan tepung untuk menggantikan terigu, dan masih banyak lagi. Jadi satu per satu beralih, gantikan yang tidak lagi sesuai baiknya. 

  • Memegang Teguh Alasan dan Tujuan
Tidak bisa dipungkiri bahwa godaan makan kita juga semakin berat dengan kemajuan teknologi. Teknik pemasaran semakin kreatif yang ditmbah dengan kemudahan aksesnya semakin mendorong kita untuk melakukan konsumerisme.  Itulah mengapa kita membutuhkan alasan dan tujuan yang jelas agar bisa kuat dengan berbagai godaan mudah dan murah tersebut. Agar kita juga kuat tidak terpengaruh lingkungan sekitar. Tetap berpengang pada pola menu sehat yang kita yakini meskipun dikomentari, kok diet sih kan udah kurus atau makannya hemat banget kaya orang gak mampu.  Agar kita tetap bisa konsisten dengan pola sehat demi diri ini karena kita benar-benar paham sehat yang kita inginkan dan untuk apa sehat itu kita butuhkan.


Dibalik semakin banyaknya metode yang dikembangkan, semakin banyak jenis makanan yang disebut tidak boleh hingga banyaknya alternatif yang katanya lebih sehat, menurut saya kedelapan hal diatas perlu kita jadikan pegangan. Mungkin kita akan menggunakan tepung singkong, mungkin kita akan menggunakan pemanis masakan dari nira kelapa, mungkin kita akan sarapan dengan sayur dan buah, mungkin kita akan membuat keju dan yogurt sendiri, semua bisa saja kita lakukan tapi tidak boleh melupakan hal-hal penting yang justru menjadi landasannya. Berangkat dari sini saja dulu, tanpa perlu mengikuti metode-metode yang tampak ekstrem dan katanya berhasil itu, cobalah berubah satu per satu dalam sekali waktu, sedikit demi sedikit biar tidak sulit.

Dalam praktiknya, kita bisa memulai dengan mengurangi asupan yang komposisinya tidak sehat untuk tubuh, tentu makanan dan minuman kemasan termasuk di dalamnya. Setiap ingin mengkonsumsi sesuatu, biasakan membaca kandungan yang ada dalam bahan tersebut. Produk kemasan biasanya mengandung bahan yang bukan hanya tidak bisa kita bayangkan wujudnya namun juga tidak bisa kita pahami artinya. Zat yang bahkan untuk melafalkannya saja kita kesulitan, apalagi untuk dicerna tubuh, adalah produk makanan yang paling perlu kita hindari. Lalu mulai memilah kembali, karena ada produk yang juga dikemas tapi dengan komposisi yang lebih sederhana. Kabar baiknya, semakin banyak produsen rumahan yang menawarkan makanan dan minuman yang diolah sendiri secara sederhana tanpa menambahkan zat-zat kimia buatan. Setelah itu, kita tentukan sendiri jenis makanan apa yang kita inginkan serta berapa banyak yang tubuh kita perlukan, tidak perlu berlebihan karena hanya menambah berat beban kerja organ. Jika kita benar-benar melihat, ada banyak sekali bahan makanan yang sudah Tuhan ciptakan, yang tersedia di alam untuk kita manfaatkan. 

Maka pilihan ada di tangan kita, hendak memasukkan zat yang bagaimana ke dalam tubuh kita. Ingin tubuh kita diisi dengan zat yang tidak kita kenali atau dengan bahan-bahan yang jelas wujud dan manfaatnya? Ingin lidah kita saja yang dimanjakan dengan zat-zat yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membuat kecanduan atau dengan bahan sederhana yang meringankan  kinerja dan memanjakan seluruh organ didalamnya? Sadari apa yang kita makan, sadari untuk apa kita memakannya, karena pada akhirnya kita tidak bisa menampik bahwa we are what we eat. 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!