Kenapa Perlu Baca Buku Bringin Up Bebe, Belajar Pengasuhan Bukan Hanya dari Amerika
Aku punya buku ini tuh udah mayan lama (abis beli si Danish Way ini), tapi gak tau ya awal-awalnya itu susah banget bacanya. Ntah emang minat bacaku aja yang merosot apa bukunya kurang menarik aja buatku. Tapi, karena udah bertekad gak bakal beli buku sebelum buku yang ada dibacain, termasuk ini, jadi 'terpaksa' dibaca. Lama-lama dibaca, eh, menarik ya! Berasa dibawa jalan-jalan ke Prancis!
Penulis buku ini adalah orang Amerika yang tinggal di Prancis. Bukunya tentang gimana dia hidup di Prancis sebagai warga negara Amerika, mostly tentang pengasuhan. Karena penulis ini dari hamil udah tinggal di sana. Dan dari buku ini aku berkesimpulan kalau kecenderungan kita tuh ke Amerika ya, jadi tiap penulisnya bandingin antara gimana Amerika dan Prancis aku bisa relate. Yok kita telaah step by step nya.
Hamil
Di Prancis ibu hamil tidak dicecoki dengan berbagai informasi ilmiah yang tidak terlalu perlu, karena menurut mereka yang diperlukan ibu hamil adalah ketnangan. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perempuan hamil untuk diri mereka sendiri. Selain itu, di Prancis hamil gak menjadikan perempuan bebas semaunya makan tanpa merasa bersalah dengan alasan demi bayi. Bahkan menurut mereka, ngidam adalah dorongan yang harus dikalahkan.
Melahirkan
Gak bisa dipungkiri, kalau kita masih menganggap lahiran 'normal' adalah metode yang paling didambakan. Bahkan kita repot-repot untuk tau si A lahiran normal apa cesar.
Di Prancis, mereka gak pernah mempermasalahkan melahirkan dengan cara apa, yang penting sehat selamat. Bahkan mereka pingin yang praktis aja kalau bisa tanpa rasa sakit, tanpa mempedulikan embel-embel merasakan sakit untuk menjadi ibu seutuhnya.
Setelah melahirkan
Di Prancis, standar perawatan di RS pasca melahirkan adalah enam hari, beda dengan kita yang hanya 3 hari, bahkan ada yang hanya 1 hari. Lalu, mereka akan merawat anak sama seperti yang kita lakukan. Kayanya cuma beda di fasilitas dari pemerintah nya aja ;))
Namun, Prancis mendukung ibu untuk kembali ke dunia mereka. Perempuan Prancis akan kembali memiliki badan ideal tidak lama setelah melahirkan. Mereka juga bisa kembali mendapat waktunya sendiri, waktu pasangan, ataupun waktu berkegiatan di luar dunia anak. Dukungan itu ada dari berbagai pihak, dari tetangga, dari orang tua, dan tentunya dari pemerintah. Hal yang lumrah di Prancis untuk meninggalkan anak saat weekend kepada kakek-nenek nya agar orang tua bisa punya adult time berkualitas. Atau penitipan anak bersubsidi yang bakal jadi rebutan, dan gak akan ada komentar negatif yang men-judge hal ini.
Selain itu, mereka juga paham pentingnya mengembalikan couple time antara ibu dan ayah yang berkurang saat punya bayi. Bagi mereka pasangan adalah prioritas. Karena memang benar, pasangan adalah orang yang kita pilih, yang akan kita habiskan waktu dengannya, jadi pinginnya ya rukun kan. Pemahaman ini bukan sekedar pemikiran, tapi jelas dukungan nyata nya. Bahkan treatment klinis pasca lahiran untuk perineum atau menghilangkan tonjolan perut aja disubsidi loh oleh pemerintah.
Pola Pengasuhan
- Tidur Malam
Hal paling utama yang 'dikejar' oleh orang tua Prancis untuk mengembalikan hidup mereka adalah menerapkan waktu tidur untuk anak. Mungkin kita paham ya, kalau punya bayi berarti begadang. Orang Prancis juga paham ini, tapi mereka juga paham kalau mereka butuh waktu tidur berkualitas tanpa diganggu, tanpa begadang, untuk menjalani peran mereka sebagai orang tua keeseokan harinya.
Biasanya, sleep training udah dimulai dari bayi 6 minggu! Wow! *aku melirik ke bocah 1 tahunan yang masih suka kebangun malam*
Gimana tuh caranya? Mereka sounding dari awal. Mereka membiarkan anak tertidur dan terbangun menangis beberapa saat, lalu menghampiri hanya satu kali. Lalu, biarkan mereka tidur sampai pagi. Terdengar mudah bukan?
Tapi gimana caranya orang tua tega anak nangis-nangis tengah malam? Bahkan si penulis saat pertama kali nyoba, mmbiarkan anaknya menangis sekitar 12 menit, tentu juga sambil menangis di kamarnya.
Padahal bukan hanya kita, anak juga butuh tidur nyenyak sepanjang malam loh. Mereka perlu istirahat yang tenang, mereka perlu belajar waktu malam adalah waktu tidur, bukan setiap saat dengan susu. Pencernaan mereka juga butuh istirahat.
- Menu Makanan
Di Prancis jarang restoran menyediakan kids menu, apalagi yang isinya cuma kentang goreng dan beberapa potong nugget. Anak-anak diharapkan bisa makan makanan yang sama dengan orang dewasa. Apa yang terhidang di meja itulah yang perlu mereka cicipi. Iya, cicipi dulu. Anak-anak Prancis diajarkan untuk menghormati makanan, dengan mencicipi semuanya. Gapapa gak habis, yang penting cobain dulu. Semuanya. Ini juga mengurangi resiko mereka tumbuh jadi picky eater nantinya.
Selain itu, mereka juga punya waktu makan yang teratur, dan gak boleh makan diluar jam itu. Sarapan, makan siang, cemilan, makan malam. Karena udah terbiasa, gak ada ceritanya makan sambil main di jam bebas, bahkan meskipun cuma chips. Makan ya berarti duduk bersama di meja makan, cicipi makanannya, tanpa melakukan hal lain. Sehingga, apa yang masuk ke badan anak juga jadi lebih terukur, dan lebih bisa dikontrol oleh orang tua atau pengasuhnya. Ya tentu usahakan yang sehat terus ya!
- Membangun Batasan
Istilah Prancisnya cadre atau bingkai. Ada hal-hal yang gak boleh dilanggar, tapi didalamnya ada kebebasan. Seperti batasan harus masuk kamar pada jam tertentu, tapi ada kebebasan boleh melakukan apapun sampai mengantuk dan tidur dengan sendirinya.
Di Prancis, orang tau dituntut untuk menjadi percaya diri dengan otoritas yang dimiliki. Bukan kita yang patuh pada permintaan anak, tapi anak yang patuh dengan aturan yang kita buat, kita sepakati. Dan memang hidup kaya gitu kan, selalu ada aturan, selalu ada batasan, bukan hanya tentang baik buruk tapi ya emang harus berjalan kaya gitu aja.
Menurut mereka, anak-anak perlu diberi batasan agar mereka juga belajar mengontrol diri mereka sendiri, mengendalikan keinginannya. Lagi pula dengan batasan yang jelas anak cenderung lebih tenang, karena tidak kewalahan dengan banyaknya opsi, mereka tidak kebingungan dengan adanya gambaran apa yang boleh dan apa yang tidak boleh.
Praktiknya, tiap rumah punya aturan dasar sendiri. Dan harus disounding berulang-ulang agar anak paham. Ingatkan mereka terus apa yang tidak boleh dan apa yang boleh. Kenapa tidak boleh. Sebagai orang tua kita perlu seimbang antara 'tegas' bersikap dan 'merespon' tindakan anak.
- Ajari anak menunggu
Hampir sama dengan prinsip tidak melulu melayani anak. Di Prancis, anak secara tidak langsung diberi tau bahwa orang tua memiliki dunia mereka sendiri, terlepas dari anak. Begitupun sebaliknya. Anak juga memiliki hidupnya sendiri. Sehingga keputusan-keputusan pengasuhan akan mengacu ke hal itu. Salah satunya adalah mengajari anak menunggu.
Anak tidak harus segera mendapat apa yang ia inginkan. Anak tidak harus langsung diberi perhatian saat ia meminta. Kalimat seperti, tunggu ibu sedang berbicara dengan ayah. Tunggu, ibu selesaikan ini dulu baru membantumu.
Karena anak-anak perlu belajar, menjadi manusia, menjadi bagian dari masyarakat, mereka gak akan selalu mendapat yang mereka inginkan saat itu juga. Serta tidak semua perhatian harus ditujukan untuk mereka.
Mungkin ini terdengar tega, tapi ingat, kalau Prancis memperlakukan anak dengan lebih bijaksana dan dewasa. Mereka menghargai anak-anak dengan menganggap bahwa anak memiliki kemampuan, kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk mengerti, kemampuan untuk 'bergabung'.
- Menghargai Anak
Sejalan dengan mengajari anak menunggu, begitulah cara orang Prancis menghargai anak. Mereka menganggap anak adalah bagian dari masyarakat. Semua dimulai dengan kewajiban menyapa. Datang ke rumah orang lain, anak harus menyapa. Meninggalkan rumah orang, anak harus pamit. Begitu juga kalau ada yang bertamu, anak harus menyambut. Agar mereka memahami 'kehadiran' diri mereka sendiri, dan menghargai kehadiran orang lain.
Satu hal lagi yang diingatkan dari buku ini adalah gimana anak perlu punya wilayahnya sendiri, dunia sendiri, gak perlu direcoki dengan berbagai mainan, jangan tiba-tiba datang saat anak lagi asyik main sendiri, dan biarkan mereka mencoba, melakukan sendiri. Respon dengan apa adanya, puji secukupnya. Ilmiahnya, anak akan merasa bahagia saat merasa mampu melakukan sesuatu sendiri.
Mungkin keseluruhan pola pengasuhan Prancis ini mengacu pada pemahaman bahwa mereka menganggap anak-anak bukan sekedar anak-anak. Anak-anak juga adalah bagian dari masyarakat, yang perlu memahami tentang pusat perhatian bukan di diri mereka sendiri, tentang kehadiran orang lain yang perlu di'notice' dengan sapaan, tentang batasan dan aturan yang berlaku secara umum dalam hidup, tentang kerja keras yang tidak selalu perlu dihadiahi pujian, tentang apa yang dilakukan kadang tidak cukup membuat orang lain bangga dan itu hal biasa, tentang wilayah masing-masing pribadi yang perlu dihargai.
Salam, Nasha.
0 Comentarios
Mau nanya atau sharing, bisa disini!