Tak Perlu Pusing, Ini Solusi Imunisasi Anak dan Dewasa Mandiri Lebih Murah dan Mudah
Sudah sejak lama vaksin menjadi solusi dari berbagai penyakit yang mudah menyebar ataupun mematikan yang menyerang manusia. Beberapa waktu lalu upaya pengembangan vaksin covid secara ilmiah telah menurunkan angka penyebaran juga resikonya di seluruh dunia. Hasil serupa juga telah didapati sebelumnya pada penyakit-penyakit seperti cacar, hepatitis, tuberkolosis, kanker serviks, polio, dan masih banyak lagi. Di Indonesia, beberapa jenis vaksin telah disediakan gratis, namun sayangnya masih banyak juga yang perlu kita upayakan sendiri. Untuk itu, kini semakin banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan vaksin agar lebih mudah dijangkau.
Tentang Vaksin
Pengadaan vaksin dengan berbagai jenis dan kemudahan yang bisa kita akses kini, tidak terjadi dalam waktu singkat. Prosesnya bahkan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Melansir dari situs resmi WHO, vaksin pertama yang berhasil ditemukan adalah vaksin cacar oleh dr. Edward Jenner. Namun sebenarnya praktik memberi kekebalan ini sudah dikembangkan jauh sebelumnya, setidaknya di abad kelima belas, dimana orang-orang yang sehat sengaja dipaparkan oleh orang yang sedang terinfeksi cacar, agar tubuh bisa mengenali dan memproteksi diri dari penyakit tersebut.
Konsep variolasi atau istilah untuk infeksi yang disengaja ini tidak hanya dilakukan di Eropa, praktik itu juga sudah lama dijalankan di Asia dimana para bhiksu di China sengaja meminum bisa ular agar kebal terhadap gigitan ular. Menilik sejarahnya, praktik vaksin memang jauh dari ide modern seperti yang kita bayangkan sekarang. Prosesnya melibatkan pengorbanan dalam uji coba dan keberanian dalam pengambilan resiko. Tak jarang bahkan bertentangan dengan etika dan logika kita saat ini. Perjalanan panjang itu dapat dimaklumi karena ilmu juga terus berkembang dan upaya tersebut membuahkan hasil yang sepadan, dimana vaksin adalah penemuan medis yang paling banyak menyelamatkan nyawa.
Dalam masyarakat kita, angka pengaplikasian vaksin terus mengalami peningkatan meski tidak jarang masih banyak yang meragukan efektifitasnya. Bahkan masih ada kalimat, anak itu tidak vaksin tapi sehat-sehat saja atau anak itu sudah vaksin tapi masih sakit juga. Padahal kadang jenis vaksin dan penyakit yang ditimbulkan itu berlainan. Perlu diingat bahwa vaksin hanya mencegah jenis penyakit yang dimaksud. Vaksin cacar untuk mencegah penularan penyakit cacar atau menurunkan resiko (tingkat parahnya penyakit) jika tetap tertular. Vaksin polio untuk penyakit polio. Vaksin HPV untuk penyakit kutil kelamin juga kanker serviks. Dan seterusnya. Jadi bukan vaksin untuk segala jenis penyakit hingga akan sehat-sehat terus.
Mungkin jika kita mau benar-benar mempelajari, kita akan mengerti. Lebih memahami bahwa vaksin bukanlah melangkahi kehendak Tuhan, bukan pula memberi kita kekuatan paripuna, namun vaksin adalah salah satu upaya agar kita bisa melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyakit yang dicegah vaksin tersebut. Sebab kita hanya manusia, yang bisanya ya berusaha.
Pengalaman Vaksin
Saya sendiri mulai mempelajari tentang vaksin ini sejak memiliki anak. Sebelumnya, ketika masih di sekolah, akan melakukan perjalanan juga ketika akan menikah, saya hanya melakukannya tanpa benar-benar mengerti. Ditambah lagi, kurangnya sosialiasi bahwa vaksin tujuannya bukan sekedar kelengkapan administrasi tapi untuk melindungi. Bahwa ketika mengunjungi suatu negara ada resiko tertular penyakit tertentu, yang syukurnya kini bisa dicegah dengan vaksin. Bahwa ketika menikah lalu melakukan hubungan seksual, ada resiko terkena penyakit yang syukurnya bisa dicegah dengan vaksin. Sayangnya, tidak ada penjelasan yang menekankan pentingnya vaksin ini. Setidaknya begitulah pengalaman saya.
Dari buku yang dibagikan, ada informasi tentang vaksin namun hanya berupa jadwal pemberian, bukan penjelasan penyakir yang dicegah oleh vaksin tersebut. Dengan ilmu seadanya dan kepercayaan pada pengetahuan, jadilah saya hampir setiap bulan mendatangi rumah sakit agar anak diberi vaksin oleh dokter spesialis. Pertimbangannya waktu itu adalah akses faskes pertama saya yang kurang mudah dijangkau hingga pada penanganan resiko jika terjadi apa-apa sekaligus sebagai momen konsultasi. Sayangnya tidak semua orang mampu dan mau melaksanakan vaksin atas kesadarannya sendiri. Sebagian lagi bahkan untuk yang gratis saja juga enggan, alasannya bermacam-macam seputar berita negatif vaksin itu sendiri. Sebagian lagi hanya melakukan sebagai kewajiban, jika dirasa mudah dan menguntungkan baru dilakukan. Seandainya kita semua paham, bahwa sebagai bagian dari kelompok masyarakat, sudah seperti kewajiban untuk kita melaksanakan vaksin, karena vaksin juga melindungi orang lain. Kesadaran yang tidak akan tumbuh tanpa pemaparan informasi yang jelas dan berkelanjutan.
Kembali lagi pada pengalaman saya vaksin mandiri, dengan kesadaran yang semakin tinggi sejak pandemi covid19 lalu. Sejak anak-anak rutin vaksin, saya jadi semakin terpapar dengan informasi sehubungan dengan vaksin, jenis-jenis vaksin termasuk untuk dewasa, hingga cara kerjanya. Setidaknya pikiran saya semakin terbuka, dari yang hanya untuk melindungi anak ingin melaksanakan vaksin dewasa juga. Sayangnya, tidak semua jenis vaksin dapat dijangkau dengan mudah dan murah, apalagi di rumah sakit. Untuk biayanya, setidaknya ada biaya vaksin, biaya adminstrasi rumah sakit, biaya rawat jalan, juga biaya konsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis yang melakukan.
Ternyata ada layanan vaksin yang bisa memangkas semua biaya tersebut, salah satu yang sudah bisa dipercaya adalah Rumah Vaksinasi, sebuah layanan swasta penyedia vaksin yang didirikan oleh seorang dokter anak sejak 2012 lalu. Setelah sepuluh tahunan berjalan, kini layanannya telah tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Ketika saya melakukan vaksinasi di salah satu mitra resminya di Solo lalu, saya hanya dikenakan biaya vaksin dan administrasi sekaligus BHP dan jasa dokter umum sebesar lima puluh ribu rupiah. Selain itu, harga vaksinnya juga sedikit lebih murah daripada yang dipatok di rumah sakit ataupun klinik pratama lainnya. Sehingga total biaya yang kita keluarkan pun menjadi lebih rendah. Daftar harga yang dikenakan di Rumah Vaksinasi juga transparan dan bisa dilihat dilaman resmi mereka sesuai dengan jenis dan merk vaksin yang diinginkan. Ini merupakan solusi bagi hampir seluruh warga Indonesia untuk bisa mengakses vaksin secara mandiri dengan lebih murah dan mudah.
Salam, Nasha
0 Comentarios
Mau nanya atau sharing, bisa disini!