Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat
Sebelum lebih lanjut membahas tentang peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), orang lanjut usia didefinisikan bagi mereka yang berusia mulai dari enam puluh tahun. Bisa jadi orang tua kita sudah masuk kategorinya. Tulisan ini salah satunya juga untuk mengingatkan bahwa, meskipun kita sudah (ataupun belum) menjadi orang tua, kita juga tetaplah seorang anak, dari dua orang yang sudah semakin tua.
Peringatan HLUN
Hari peringatan ini diadakan atas kesadaran sejak kepemimpinan Presiden Soekarno, bahwa para lanjut usia saat itu tetap memiliki dedikasi dan berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga turut berkiprah mengisi pembangunan dan memajukan bangsa. Sehingga diciptakanlah hari peringatan sebagai rangkaian program untuk meningkatkan pembangunan kesejahteraan sosial. penghargaan ini juga disebabkan karena lanjut usia memiliki pengalaman, keahlian dan kearifan untuk berperan serta dalam pembangunan nasional.
Pertama kali, Hari Lanjut Usia Nasional disahkan pada tahun 1966 yang acaranya diadakan di Semarang. Perhatian pada lanjut usia juga dituangkan dalam kebijakan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, yang tujuannya untuk mewujudkan lanjut usia yang sejahtera, mandiri, dan bermartabat.
Sebagai warga negara, apa yang bisa kita lakukan untuk para orang tua ini adalah memperlakukan mereka dengan baik. Pahami kondisi mereka. Kebanyakan orang tua kemungkinan besar merasa frustasi karena pernah memiliki kekuasaan, kekuataan, dan fisik yang prima, sekarang perlahan hal-hal itu tidak lagi ada. Penurunan kualitas hidup juga bisa mempengaruhi bagaimana seseorang berlaku. Dengan memahami kondisi tersebut, kita bisa lebih perhatian dan mendengarkan keluh kesah mereka. Rawat mereka sesuai dengan kebutuhannya. Bantu apa yang bisa kita lakukan. Apalagi orang tua disekitar kita, sedikit banyak mereka dulu pernah berjasa dalam pertumbuhan kita. Fasilitasi mereka untuk melakukan hal yang disukai dan disenangi. Untuk orang tua secara umum, kita bisa melakukan bantuan dengan memberi sumbangan atau mengalang dana yang nantinya bisa disalurkan pada komunitas lansia ataupun panti jompo.
Tokoh Lanjut Usia
Menariknya, dibalik keterbatasan dan penurunan kualitas tubuh masih banyak orang-orang tua yang tetap berdedikasi melakukan hal baik untuk hidup mereka. Banyak yang tercatat dan mendapat apresiasi berupa penghargaan, lebih banyak lagi yang ada disekeliling kita, tidak tercatat, tidak mendapat pengakuan, namun kita tahu bahwa mereka tetap bisa menjadi inspirasi.
Mbah Harun bin Senar
Menjelang idul Adha ini, kelompok terbang keberangkatan haji sudah berangsur berangkat meuju Tanah Suci. Dari data Kemenag, pada keberangkatan haji tahun 2023 ini, sekitar 30% diantaranya adalah kelompok lansia. Salah satunya, adalah Mbah Harun sebagai jemaah haji tertua dari Indonesia berusia 119 tahun, yang berasal dari Pamekasan, Jawa Timur. Hebatnya, diusia yang sudah lebih seabad itu beliau masih menyibukkan diri dengan berjualan ayam. Mungkin keaktifannya beraktivitas ini menjadi salah satu kunci beliau tidak memiliki riwayat penyakit serius dan bisa makan sesuai dengan kebutuhan tanpa pantangan.
Prof. I Made Arya Djoni
Ini adalah tokoh pendidikan khususnya dibidang teknik. Hingga sekarang, guru besar teknik kelahiran 25 Juni 1944 ini masih tercatat aktif mengajar di beberapa universitas. Lulusan Institut Teknologi di Indonesia, beliau juga pernah menempuh pendidikan hingga ke Amerika. Bukan hanya beliau, ada banyak lagi guru besar di Indonesia yang menjabat profesor dengan usia yang tidak lagi muda. Mereka tetap berkarya, berbagi ilmu kepada banyak orang, dan turut andil menemukan solusi dalam berbagai penelitian yang mengikuti perkembangan zaman.
dr. Handoko Gunawan, Sp.P
Saat pandemi lalu, nama dr. Handoko semakin dikenal luas dan ramai diperbincangkan karena iaturut aktif di garda terdepan sebagai tenaga kesehatan yang menangani virus corona. Ini jelas beresiko tinggi, mengingat kelompok usia lansia adalah kelompok yang rentan, apalagi disebutkan bahwa dr. Handoko kala itu bekerja hingga mendekati subuh. Banyak doa dan dukungan yang kemudian mengalir kepada kakek berusia lebih dari 80 tahun ini. Sampai sekarang, beliau masih aktif praktik di rumah sakit sebagai dokter spesialis paru.
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
Dari data Forbes tahun 2022, Lim Hariyanto menduduki peringkat ke 36 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan total mencapai Rp 19 triliun. Ia pemilik dari beberapa perusahaan dengan yang terbesar adalah perusahaan sawit yang terdaftar di Singapura. Kekayaan ini ia kembangkan sejak usaha ayahnya yang pindah dari China ke Kalimantan Timur.
Emil Salim, Ph.D
Sebagian kita mungki cukup akrab dengan namanya, karena beliau pernah menjabat sebagai menteri. Latar belakang pendidikan ekonomi, tidak menghentikan beliau untuk aktif dalam berbagai gerakan lingkungan. Bahkan banyak yang menjulukinya sebagai Bapak Lingkungan Hidup. Di usia lebih dari 90 saat ini, Emil Salim masih aktif dengan berbagai pemikiran mengenai lingkungan dan bagaimana itu akan mempengaruhi ekonomi. Ia sempat berbagi pada Kompas tahun 2022 lalu.
Prof. dr. Nila Moeloek
Nila Moeloek merupakan seorang berdarah Minangkabau yang tumbuh dikeluarga kedokteran. Ia menempuh pendidikan dari Indonesia hingga ke Belanda. Bukan hanya praktik sebagai spesialis mata, beliau juga aktif mengajar, dan berpartisipasi dalam berbagai komunitas sosial. Pada periode presiden lalu, Nila Moeloek dipercaya menjadi menteri kesehatan. Saat itu ia sudah termasuk dalam kelompok lansia, namun terbukti itu tidak mengurangi kecakapannya dan tetap bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai menteri.
Mbah Sadiman
Melansir dari lama lindungihutan, Mbah Sadiman merupakan sosok yang sangat berjasa dalam mengatasi kekeringan di Wonogiri. Ia memulai aksi solusi ini sejak lingkungan tempat tinggalnya mengalami kekeringan terutama dimusim kemarau. Setelah mendapat izin, ia memulai penghijauan di tahun 1990-an dengan penanaman pohon beringin dan terus merawatnya hingga sekarang luas lahannya mencapai 100 hektar. Dedikasinya itu diakui dalam penghargaan Solo Award dan Kick Andy Heroes Award dalam bidag lingkungan hidup.
Itu adalah deretan tokoh lansia yang berprestasi dan tercatat. Masih ada, bahkan mungkin lebih banyak lagi, yang tidak ada dalam catatan manapun Jejek digital tidak selamanya mampu merekam keseluruhan. Tidak mengapa, lansia disebelah rumah yang masih beraktivitas menjual sayuran untuk menghidupi diri sendiri atau membantu anak cucu juga bisa menjadi inspirasi. Mbah yang berjalan tegap kita temui dijalan, kakek yang masih setia dengan hobinya dirumah yang kita kunjungi setiap akhir pekan, nenek yang merawat tanaman kadang masih bersemangat berjalan-jalan atau datang perkumpulan , pasangan lansia yang masih mesra bercanda diusia senja, atau lansia yang lewat di feed instagram dengan mengagumkan bercerita kegiatan harian untuk berdansa-dansa dan bersenang setiap hari. Mereka mengagumkan dengan caranya masing-masing dan layak jadi teladan.
Mereka membutkikan bahwa usia hanya sebatas angka, tidak pernah ada batasan untuk melakukan sesuatu. Begitu juga dengan tidak adanya garis pasti kapan kita harus melakukan ataupun berhasil menyelesaikan sesuatu. Tidak masalah kita mulai mencoba belajar hal yang sama sekali baru dipertengahan 30 atau 40 atau 50 dst. Tidak perlu enggan, tidak perlu sungkan pada apa kata orang. Kita perlu menyadari bahwa setiap kita punya waktu mekarnya masing-masing. Sehingga, tidak seharusnya usia menjadi penghalang bagi kita meakukan hal yang kita inginkan.
Selama kita masih diberi waktu, kita tetap bisa melakukan sesuatu. terus berkasih sayang, terus berbuat kebaikan, terus berkarya, terus bersenang-senang, terus menebar manfaat. Dibalik semua 'terus' itu, kita diusia yang belum terbilang tua, perlu menjaga kesehatan.
Agar bisa tetap bergerak, agar bisa tetap makan enak.
Salam, Nasha
0 Comentarios
Mau nanya atau sharing, bisa disini!